Minggu, 24 Oktober 2010

TUKAR PIKIRAN KOK KEPALANYA DIBENTURKAN?!

Komunikasi dengan dengan anak adalah sebuah jalinan yang sangat penting dalam keluarga, namun yang terpenting juga adalah penggunaan bahasa dan cara penyampaiannya!

* * *

Suatu ketika saat saya diluar kota dan dirumah hanya ada istri dan si kecil. Kebetulan ada sedikit masalah yang sedang dihadapi pada waktu santai istri saya berkata,"Dede, mami sedang ada masalah nih, kita tukar pikiran, yuk!"

Tanpa diduga dan disangka seketika itu juga si kecil langsung membenturkan kepalanya ke kepala maminya . Tentu saja maminya kaget setengah mati karena benturannya cukup keras.

"Loh , kok dede gitu sih? Lihat, kepala mami jadi sakit banget!" Maminya mengingatkan tanpa mengerti maksud tindakan si kecil.

Tetapi dengan mimik lucu tanpa merasa bersalah si kecil berkata, "Kan mami yang bilang sendiri mau tukar pikiran dengan dede!"

Akhirnya maminya baru mengerti kenapa si kecil membenturkan kepalanya, yang maksudnya untuk menukar pikiran.
Tentunya saja apa yang dilakukan si kecil bukan bermaksud bercanda tetapi pemahamannya atas maksud bertukar pikiran adalah demikian.

Dari peristiwa ini, pembelajaran yang dapat dipetik adalah suatu penyampaian bahasa bila tidak jelas dan tidak bisa dengan mudah dipahami seringkali bisa menimbulkan kesalahpahaman. Apalagi komunikasi itu kita lakukan dengan anak-anak, sebisanya jangan sampai kita menggunakan standar komunikasi dengan bahasa kita yang telah dewasa.

Karena seringkali apa yang kita sampai tidak mengenai sasaran. Komunikasi yang baik, adalah tantangan kita sebagai orangtua dalam mendidik anak yang tidak boleh kita kesampingkan!

STEPEN, KAMU HARUS PINTAR, JANGAN MENYERAH!

Jangan pernah menyerah dan berputus asa, karena itu adalah kekuatan untuk menjalani kehidupan !

* * *

"Setipen, kamu harus pintar, jangan menyerah!" itulah isi surat anak saya si Li Men(pintu rejeki) yang ditulisnya untuk anak les maminya yang bernama Steven. Sebuah surat yang sederhana, dia titipkan ketika saya hendak mengantar maminya untuk mengajar les dan dilipat dengan rapi. Katanya, untuk Steven. Ketika itu hendak saya baca, si dede tidak memperbolehkan. Pada waktu saya menjemput, maminya memberikan, apa yang ditulisnya.Mengapa si dede sampai khusus menuliskan sepucuk surat untuk Steven?

Steven adalah seorang anak kenalan maminya yang hiperaktif dan sangat susah diatur. Saat ini baru dudul di kelas TK B dan tertinggal dalam pelajaran. Orangtuanya sudah berusaha pemasukannya ke

tempat-tempat les tapi belum dapat mengatasi ketertinggalannya dalam pelajaran.Seperti kita ketahui tingkah anak hiperaktif yang tak bisa diam dan sangat susah diatur, maka si dede pernah berkata pada maminya " Mi, kasih tahu mamanya Steven, biar Steven cia cai (vegetarian) makannya buah dan sayuran aja, nanti otaknya pasti bisa adem!" Ada-ada saja!

Kembali kepada isi surat si dede yang bertujuan memotivasi anak les maminya, cukup mengharuhkan saya. Mengapa begitu perhatiannya si dede pada temannya yang baru dikenal yang bernama Steven itu.
Sampai pernah juga mau ikut maminya untuk mengajar les. Mau ikut mengajari katanya.

Kemungkinan si dede berkata demikian karena selama ini, kalau belajar pasti pantang menyerah. Ketika baru belajar menulis, kemana-mana selalu membawa buku dan pensil. Seringkali kalau belajar menulis sampai tengah malam karena begitu besarnya keinginan untuk bisa menulis.

Jadi , bagi kita yang sudah besar dan dewasa, jangan sampai kalah dalam belajar. Kalau belum bisa, jangan menyerah untuk terus belajar!

MAMI YANG LAHIRIN DEDE BUKAN SIH?

Adakalanya, sebagai orangtua agar bisa lebih memahami anaknya, bukan selalu memaksakan kehendak!

Tak seperti biasanya, hari itu si dede tidak mau sekolah. Alasannya masih mau menikmati dan membayangkan suasana liburan waktu di Puncak, Bogor, bersama teman-temannya. Ia merasa suasananya enak dan nyaman. Ada guru pembimbingnya yang menyenangkan.

Katanya, “Dede mau seharian di kamar aja!”

Tentu saja maminya tidak mengijinkan dan terus memaksanya untuk sekolah.
Karena waktu ke Puncak, sudah ijin 2 hari.

Karena dipaksa terus harus sekolah, akhirnya si dede mengeluarkan senjata ampuhnya dengan sebuah pertanyaan, “Sebenarnya mami yang lahirin dede, bukan sih?”

Tentu saja dijawab,”Iyalah!!”

“Kalau iya mami yang lahirin dede, seharusnya mami ngertiin perasaan anaknya dong!”

Sebuah kalimat yang meluncur dari bibir si dede yang membuat maminya tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Sebagai orangtua memang adakalanya harus bisa mengerti perasaan anaknya, bukan maunya selalu memaksakan kehendak sendiri kepada anaknya.
Karena tanpa kita sadari hal ini bisa mempengaruhi perkembangannya dikemudian hari.

Sebagai orangtua memang perlu selalu untuk memahami perasaannya, agar kita tidak semena-mena memperlakukan anak.
Belajar memahami perasaannya, bukan berarti harus menuruti segala kemauannya dan membiarkan anak bertindak semaunya.

Pada akhirnya, dengan malu-malu saya harus ucapkan terimakasih pada si dede!

Sabtu, 23 Oktober 2010

DEDE MAU SHOLAT

Saya berharap setiap agama ada dihatiku, sehingga saya dapat bertoleransi dan berempati pada semua umat manusia!

*

Suatu hari, saat menjelang sore si dede terlihat agak repot dan mengambil air di kran untuk membasahi telinga, muka, dan tangannya.

Ketika ditanya maksud tujuannya ia berlaku demikian, dengan spontan ia menjawab, "Dede mau sholat!"

"Lho, kan dede ke gereja!" Saya mengingatkan.

"Iya, tapi sekarang dede mau sholat dulu, kayak Pais, teman dede di Cirebon!" Si dede menjelaskan.

Saya tidak berusaha melarangnya, ia lalu masuk kamar dan melakukan ritual layaknya orang yang sedang sholat dengan khusuknya.
Setelah melihatnya sudah selesai, kemudian saya bertanya, "Kok dede bisa sih sholatnya?"

"Bisa dong, kan dede diajarin Pak Rano waktu di Cirebon! Doanya kan sama Tuhan juga, pi!"
Dengan lucu ia menuturkan.

Terus terang saya senang melihat si dede bisa berbuat demikian. Begitu juga saat ia mau pergi ke gereja dan juga vihara.
Saya hanya ingin ia bisa merasakan semua agama di hatinya, sehingga kelak ia memiliki toleransi dan empati kepada semua pemeluk agama dimanapun juga.

Pada akhirnya juga ia sendiri yang akan menemukan kebenaran yang sesuai nuraninya sebagai penuntun hidup.

Jumat, 22 Oktober 2010

DEDE MAU DIBELIIN OBAT KUAT

KARENA KETIDAKTAHUAN DAN KELUGUAN SEORANG ANAK KECIL, KITA BISA MENJADIKANNYA SEBAGAI PEMBELAJARAN DAN JUGA PENGAJARAN


Gila benar, anak kecil minta dibelikan obat kuat, buat apa?! Ini pasti karena si dede belum memahami apa yang dimaksud obat kuat itu!
Kalau kita yang sudah dewasa, pasti sudah tahu apa yang dimaksud obat kuat tersebut.

Seperti kita ketahui dan seringkali kita temui disepanjang jalan yang kita lalui, terdapat kios yang bertuliskan "OBAT KUAT"!

Suatu hari ketika berpergian si dede melihat tulisan tersebut dan berkata, "Pi, dede mau dong dibeliin obat kuat, abis badan dede pada lemas! Kan dede kemarin abis renang! Boleh ya, pi?!"

Sejenak saya terdiam dan bingung untuk menjawab keinginannya. Sebelum saya menjawab , ia sudah berkata lagi, "Boleh,kan, pi?!"

Tentunya saya tidak akan membelikan untuknya, tetapi alasan yang tepat yang harus saya dapatkan, karena si dede biasanya sangat kritis. Apabila jawaban tidak mengena, maka si dede akan terus bertanya.

Oleh sebab itu saya katakan,"Dede, obat kuat itu bukan untuk anak kecil! Obat kuat untuk anak kecil itu adalah susu! Kalau dede setiap hari minum susu, pastinya badan dede akan kuat.

"Tapi dede kan tiap hari udah minum susu, ini masih lemas! Dede pengen coba obat kuat yang tadi itu, beliin aja sih, pi!"Si dede masih penasaran berat.

Nah, tambah bingung saya.
Akhirnya saya hanya bisa mengatakan, "Dede, obat kuat yang itu gak cocok buat dede, kan papi udah bilang, itu buat orang gede. Nanti kita cari yang buat anak kecil ya!"

Begitulah kalau anak maunya yang aneh-aneh. Tentu sebagai orangtua yang terpenting adalah selalu siap untuk menjawab dan memberikan penjelasan yang bisa diterima dan sesuai dengan pemikirannya.
Dalam hal ini, kita tak boleh menyepelekan dengan menjawab pertanyaan dan rasa penasaran mereka dengan sekenanya yang kemudian justru membuat mereka semakin penasaran.

Banyak orangtua menyepelekan masalah ini. Ketika seorang anak dengan keinginannya dan rasa penasaran bertanya, tak jarang orangtuanya mengabaikan atau memberikan jawaban sekenanya.

Saya katakan hal ini juga termasuk salah satu bentuk perhatian kepada seorang anak, akan rasa ingin tahunya.

Akhirnya, ketika tiba di mall, saya menemukan obat kuat yang cocok untuknya!
Apakah itu?
Sebuah mainan gasing saja, sudah cukup membuat si dede semangat dan bergairah hehehe murah meriah lagi!

Selasa, 19 Oktober 2010

DEDE YANG JELEK , KOK TUKANG CUKUR YANG DISALAHKAN?

Seringkali kita lebih tertarik untuk menyalahkan orang lain daripada sejenak berdiam diri berintrospeksi karena memang lebih gampang untuk melihat kesalahan daripada kebaikan !



Menjelang masuk sekolah , salah satu kegiatan yang banyak dilakukan adalah bercukur rambut , termasuk si kecil yang akan masuk SD . Kebetulan saya juga ingin bercukur dan biasanya saya cukup ke tukang pangkas saja karena potong rambutnya tidak pakai model-modelan , cukup dicepak! Sekalian si kecil diajak , ceritanya kompak .

Tetapi hasilnya kurang memuaskan maminya, yang ingin anaknya kelihatan ganteng. Diliputi rasa kecewa, kemudian si kecil dibawa lagi ke salon untuk dirapikan. Seperti biasanya wanita yang lekat dengan sifat bawelnya, maka maminya si kecil mengeluh di salon, “Memang tukang pangkasnya gak bisa tuh, masak, cukurannya modelnya jadi begini. Model batok, anak saya jadi jelek banget kelihatannya?!”

Mendengar maminya berkata demikian, si kecil langsung komplain,” Mami gimana sih, kok nyalahin tukang cukurnya??! Memang dedenya aja yang jelek kok dari dulu! Kasihan tahu, mi!

Mendengar perkataan si kecil dengan mimiknya yang lucu, spontan membuat orang-orang yang berada di salon serentak tertawa. Tentunya saja maminya ikut tertawa dan bercampur tidak enak hati. Ketika peristiwa ini diceritakan pada sayapun, saya tak habis untuk tertawa.

Kenyataannya , kita sebagai manusia memang lebih tertarik untuk menyalahkan orang lain daripada mencari kesalahan yang ada pada diri sendiri, seakan merasa diri sendiri yang paling benar!

Padahal kalau mau dilihat, sebenarnya si kecil tidak jelek juga, bagi saya ia adalah anak yang ganteng dan manis, karena itu saya selalu memanggilnya, anak papi yang ganteng dan lucu!



Senin, 18 Oktober 2010

PAPI, AKU JUARA!

“Bagi saya, bisa mencapai moral etika yang tinggi dalam kehidupan ini, lebih berarti daripada sebuah prestasi dalam pengetahuan
koleksi pribadi

koleksi pribadi


“Aku juara papi! Ini adalah piala dan piagamnya dari bu guru!” Demikian teriak si kecil menyampaikan kabar gembira ini ketika saya baru pulang dari luar kota. Si kecil lulus dari TK dengan predikat terbaik, setelah sebelumnya hanya peringkat 3.Tentunya saya senang dan memujinya. Karena prestasi yang dicapainya memang patut untuk dihargai. Semua dicapai karena kemauannya untuk belajar. Belajar sendiri maupun keingin tahuannya yang besar untuk selalu bertanya dan bertanya yang terkadang membuat saya dan maminya kelabakan untuk menjawabnya.

Disekolah , hampir semuanya teman-temannya dileskan oleh orangtuanya, sedangkan si kecil cukup hanya belajar sendiri di rumah dan juga dibimbing maminya. Saya sendiri juga bangga dengan keinginan belajarnya yang tinggi dan selalu ingin bertanya terhadap sesuatu hal yang tidak ia ketahui.

Saya merasakan dan terlihat maminya si kecil begitu bangganya, sampai bercerita kesana-sini tentang prestasi di kecil. Mungkin sebenarnya adalah hal yang wajar bagi seorang ibu. Justru maminya sedikit menegur saya, karena saya terlihat tidak begitu antusias menanggapi prestasi si kecil. Karena saya hanya cukup bangga dalam hati saja.

Bagi saya sebuah prestasi belajar memang penting, tetapi bagi saya prestasi dalam hal karakter lebih penting lagi. Bisa menjadikannya seorang yang berbudi, mengerti moral etika bagi saya itu lebih dari segalanya. Karena itu modal kehidupan yang maha lebih penting.


Sabtu, 16 Oktober 2010

Bila bisa menyadari kesalahan yang telah dilakukan, maka jalan perubahan dan kebaikan telah membentang !

* * *
Belum lama ini , karena asyik bermain - main dengan teman-temannya , si kecil terjatuh dengan posisi telungkup , muka pucat pasi dan mengalami sesak nafas . Padahal sebelumnya sudah dipesan jangan main keluar karena maminya mau ke pasar.

Karena saya juga bekerja dan di rumah tidak ada orang, sehingga tetangga menyusul ke pasar
dengan cemas untuk mengabarkan kecelakaan yang dialami si kecil. Ketika saya dikabaripun, saya tidak bisa segera pulang. Akhirnya maminya yang mengantar ke ahlipatah tulang di Kampung Melayu, Tangerang.
Untunglah hanya mengalami keseleo, tidak sampai patah tangannya. Hanya agak sedikit mengalami kelesuan.

Sejak pindah ke lokasi rumah yang baru, si kecil memang agak nakal karena dikomplek banyak anak-anak yang sepantaran dengannya.
Maunya main dan main setelah pulang sekolah dan agak susah diaturnya serta banyak maunya .

Namun dengan kejadian ini saya justru bersyukur. Sebab setelah mengalami kejadian ini, ia
mengatakan pada maminya, bahwa ia menyesal selama ini suka melawan, tidak mau mendengarkan kata orangtua. Dede jatuh pasti karena ditegur sama
Tuhan, supaya dede tidak nakal lagi. Dede sadar, dede salah dan janji tidak mengulangi lagi!

Saya pun memanfaatkan peristiwa yang dialaminya untuk menasehatinya dan memang ia menunjukkan penyesalannya yang mendalam.
Jadi penurut dan tidak banyak maunya.

Kita memang tidak jauh dari kesalahan ketika kita jauh dari kesadaran, tetapi adakalanya kita perlu menjadi sadar saat mendapatkan teguran melalui peristiwa yang kita alami. Jangan sampai kita berkeras hati untuk tidak peduli dengan datangnya peringatan atas perbuatan salah yang telah kita lakukan.

Semoga kesadaran selalu bersama si dede untuk melangkah dalam kehidupan ini . Begitu juga dengan kita semuanya.

Jumat, 24 September 2010

DUDUK DI MUKA ATAU DI DEPAN?

Penggunaan bahasa yang kurang tepat seringkali bisa menimbulkan kesalahapahaman. Apalagi dalam hal ini berkomunikasi dengan seorang anak yang masih kecil. Lebih indah memang bila bisa menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami mereka

hiiiiii....

Punya si kecil yang lucu dan pintar memang menyenangan, bisa diajak becanda dan bertukar pikiran. Sifat kritisnya yang kadang membuat saya yang harus mengurut dada, kadang kesulitan untuk mencari kata-kata yang pas untuk menjelaskan, kalau tidak mau dikomplain lagi kalau jawabannya tidak sesuai dengan pemikirnya.
Sekedar berbagi lelucon, boleh tertawa atau mengurut dada, terserah!!!

>> Suatu hari istri saya menyanyikan lagu _Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota / Naik delman istimewa kududuk dimuka . . .

Tiba-tiba si kecil menghentikan nyanyian mamimya untuk protes, “Mami nyanyi salah, bukan duduk dimuka, yang benar itu duduk didepan. Masak mukanya didudukin, penyok dong?! “

Diantara bingung maminya si kecil menjelaskan, “Dede, memang begitu kok lagunya yang benar! “
Dengan gesit si kecil menjawab, “Kalau begitu yang ngarang lagunya salah tulis, Mi ! “
Bicaranya saja sok pintar. Mendengar cerita ini, saya jadi ketawa bareng-bareng sama istri.

>> Saat ada acara di televisi yang berkisah tentang Telur Naga, si dede langsung menyeletuk, “Kok orang Kristen gak percaya naga itu ada ya? Itu ada telurnya! _ sambil menunjuk ke arah televisi _ . Kalau ada telurnya, berarti ada naganya dong, Pi?!
Karena si kecil sering diajak ke gereja dan ia pernah dengar ada pendeta yang mengatakan naga itu cuma khayalan.

>>Pernah juga saat membuatkan mie instan buat si kecil, bumbunya saya kurangi, dan rasanya menjadi kurang asin, langsung ia protes dengan mimik yang sedikit cemberut, “Papi kasih garamnya kurang ya? Papi mau, dede gondokan gara-gara kurang makan garam seperti tetangga kita? Kata mami kan gondokan karena kurang makan garam! “
Mendengar suaranya saya hanya bisa bengong dan menahan geli .

Informasi yang salah tentunya, bukan kurang makan garam, tetapi kekurangan yodium.

# Inilah tantangan sebagai orangtua untuk bagaimana dalam setiap kesempatan memberikan pengajaran diantara ketidaktahuannya dan untuk memberikan informasi yang benar.

Senin, 05 April 2010

Lakukan Yang Susah, Maka Akan Banyak HAl Yang KAu BIsa

Katedra yang pintar, kamu senang banget kalau yang namanya main game, gak pagi, siang, atau malam. Ps nya rusak jadi kelimpungan deh. Pernah saking ngebetnya pengen main, papi ajak ke tempat main ps, ternyata kamu itu yang paling imut yang main.
Waktu papi beli hp baru dan diisi game yang banyak, dan kamu dengan semangatnya memainkan gamenya.

Tapi belum satu jam, kamu udah bilang, " papi, ada permainan yang lain lagi, gak? Antara kaget dan penasaran, "kan game nya banyak, masak sih udah bisa main semua? "tanya papi. "Iya. . , papi. . , yang dede bisa, dede udah bosan, yang lainnya susah-susah, dede gak bisa mainnya, "Tedra menyahut. Oh begitu. . .

"Dede, kalau gitu, dede harus belajar yang susah sekarang, kalau gamenya dede udah bisa buat apa belajar lagi. Kalau mau belajar itu yang susah, nantinya dede gak bisa, jadi bisa! " papi memberikan motivasi untuk Tedra.

Akhirnya dengan semangat kamu mau mencoba game-game yang lain, biar sering gagal, tapi dicoba terus. Selamat belajar anakku!

# Rasa cepat bosan memang ada jeleknya kalau dilihat dari sisi negatif. Tapi kalau mau melihat dari sisi positif, sifat cepat bosan akan memberikan kesempatan untuk lebih banyak belajar kepada hal-hal yang baru.

Si Yusuf, Wakil Presiden Kita

Kadang didalam kebenaran ada kesalahan dan didalam kesalahan ada kebenarannya juga...

Menjelang ulangan semester belum lama ini si dede dirumah diajari soal-soal tes. Nah, saat dites siapa wakil presiden kita, si dede dengan mantap menjawab, si Yusuf.
Mendengar jawaban adiknya, si kakak langsung membenarkan, bahwa wakil presiden kita saat ini ada Boediono.

Tapi si dede tetap ngotot dengan jawabannya. Katanya, "Orang disekolah dede masih si Yusuf kok, kan dede lihat sendiri. Masak dede bohong! Makanya kakak jangan sok tahu! "

Tapi mamimya juga terpaksa membela kakaknya, kalau yang benar itu memang Yusuf Kalla. Begitu juga dengan si dede , tetap bilang, kalau wakil presiden kita itu si Yusuf.
Jadinya mami dan kakaknya cuma bisa menertawakan dedenya.

Akan tetapi, pas tanggal 17 Desember kemarin saat mamimya ke sekolah mengambil rapor, mamimya baru sadar, ternyata didalam kelas si dede itu yang tergantung masih gambarnya Yusuf Kalla sebagai wakil presiden.
Saat dikasih tahu ke gurunya, ternyata mereka juga baru sadar, yang jadi wakil presiden itu masih Yusuf Kalla.
Akhirnya pada ngakak jadinya.

Ternyata si dede tidak salah rupanya, karena yang ia tahu wakil presiden itu masih Yusuf Kalla.
Gambarnya saja belum diturunkan kok.
Kalau begitu, salah siapa dong?!


Ternyata Pak Yusuf Kalla masih jadi Walpres kita hehehe . . .

Sabtu, 30 Januari 2010

MAMI JANGAN KHAWATIRIN DEDE, BIAR DEDE YANG KHAWATIRIN MAMI

Kasih sayang orangtua, seringkali akan memberikan pengajaran kepada anak untuk melakukan hal yang sama

Kalau maminya si kecil sedang sakit, yang paling repot adalah dia. Ia begitu khawatir.
Biasa ia begitu sibuk mengambilkan keperluan untuk maminya .

Seperti belum lama ini, ketika maminya sakit, ia sibuk memijit maminya dengan minyak urapan _minyak yang sudah didoakan _ dari ujung kaki sampai kepala.

Maminya sudah berkali-kali mengingatkan, agar si dede tidur saja karena sudah lelah seharian bermain.

Namun dengan gaya bak orang tua ia menjawab , " Udah mami tenang aja , dede gak apa-apa . Dede masih kuat. Mami kan lagi sakit, gak usah Khawatirin dede , biar dede yang Khawatirin mami !"

Saya yang berada didekatnya yang ikut memijit, jadi terharu.

"Kok dede sayang sama mami sih? " Maminya membuka suara.

Sambil sibuk memijit ia menjawab "Dede sayang semuanya. Jadi gak boleh ada yang mati duluan !"

"Lho, kok?! Kenapa de? Tanya saya penasaran.

"Iya, dede masih belum sayangnya! "Jawabnya sambil mengelus wajah maminya .

Ketika maminya mau ke kamar kecil, ia segera berusaha menuntun dengan tubuhnya yang kecil . "Sini, dede yang pegangin, mami harus hati-hati. Jalannya pelan-pelan!"

Tentulah si kecil tidak akan sanggup menyanggah tubuh maminya, namun kemauan dan perhatiannya yang sungguh besar yang melegakan dan membanggakan.

Perlakuan yang sama juga saya dapatkan, karena ia juga begitu rajin memijit - mijit tubuh saya ketika lelah . Walaupun kecil tenaganya lumayan juga untuk merilekskan tubuh.
Apabila saya berkata, papi lagi pusing, maka ia akan segera memijit-mijit kepala saya.

Ah, dede, dede, sekarang giliran, jangan khawatirkan papi dan papi juga tidak perlu khawatirkan kamu, karena pasti akan menjadi anak yang hebat!

Jumat, 18 September 2009

TERIMAKASIH

Tedra anak papi yang pintar, sekarang kamu begitu rajin menulis dan buat PR, Padahal tadinya malas, untuk belajar menulis. Semua gara-gara mami mengajarimu dengan keras. Sampai kamu menangis karena tangan kamu di pukuli pakai penggaris. Saat itu mungkin hati kamu sedih dan marah diperlakukan demikian. Tapi setelah kamu bisa menulis dan sekarang bisa mengeja, kamu mengerti juga dan waktu itu kamu bilang, " Terimakasih, mami, tangan dede udah dipukuli, sekarang tangan dede jadi senang menulis! " Tak heran sekarang kalau kemana-mana pasti bawa buku tulis dan pulpen. Di rumah pun setiap ada kertas polos pasti di tulis. Papi sengaja menyediakan buku-buku tulis, karena papi tidak mau dede coret-copet di dinding. Senang kan sekarang sudah lancar menulisnya?!
--------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Create an account directly from your phone
http://mail.ovi.com

Sabtu, 05 September 2009

YESUS, BUDDHA DAN ALLAH ITU TEMANAN

Tedra ku yang lucu dan unik. Kamu itu suka sekolah minggu, makanya kamu bilang, Tedra itu anak Tuhan yesus. Tapi kamu juga senang di ajak ke vihara, abis itu kamu mengaku lagi anak Buddha.
Ada saat lain kamu juga mengambil air mencuci muka seperti layaknya orang ambil air wudhu, katanya dede mau salat. Karena kamu sering lihat teman kamu kalau mau salat ambil air wudhu dulu. Makanya kamu bilang temanmu itu anak Allah.
Suatu hari papi iseng tanya kamu, dede itu anak Tuhan Yesus atau anak Buddha? Tak disangka , kamu menjawab, "Dede itu anak Tuhan Yesus ku juga anak Buddha. Karena Tuhan Yesus, Buddha, dan Allah itu temanan. Jadi kita semua juga harus temanan papiii... " Seperti biasa penjelasannya seperti kakek-kakek.
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Available in 15 languages
http://mail.ovi.com

Kamis, 27 Agustus 2009

Untuk Kebaikan, Dede!

Saat-saat mau berangkat kerja keluar kota, selalu ada perasaan sedih, karena kamu Tedra, selalu bilang sama papi, " pi, pulangnya besok aja ya, sehari lagi aja, nemanin dede. "

Tapi papi selalu bilang, " kan kalau ada papi dirumah gak enak, papi suka marahin dede! "

Dan dengan pintarnya juga, kamu akan menjawab, " gak apa-apa, papi marah kan buat kebaikan dede! "

Tedra, Tedra. . . Kamu memang pintar dan bikin gemes.


kps
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Create an account directly from your phone
http://mail.ovi.com

Minggu, 23 Agustus 2009

JANGAN BILANG BODOH!

Kejadian : Mengumpat sendiri dengan kata bodoh.

Saat dalam kamar mandi setelah selesai mandi, tanpa sengaja saya mematikan kran air padahal airnya belum ada setengah bak, seakan - akan menyalahkan dan mengingatkan diri sendiri, saya berkata, " bodoh amat sih! "
Tanpa sadar ada yang mendengarkan, yaitu Tedra, anakku. Dan dari luar langsung dia berteriak, " papi jangan bilang bodoh sih, nanti papi bodoh benaran loh!, kita kan harus pintar!"
Antara kaget dan tersadarkan, saya hanya bisa bilang, "eh ya. . . Papi lupa, terimakasih ya!"

# Catatan :
Terimakasih sayang, kadang apa yang papi ajarkan pada kamu, papi sendiri lupa, justru akhirnya kamu yang selalu mengingatkan papi.
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Being used by users in 178 countries
http://mail.ovi.com

Rabu, 19 Agustus 2009

aku dan katedra adalah orang tua dan anak yang salin mengasih dan menyayangi, kompak luar dalam gitu lo...

Jumat, 14 Agustus 2009

JANGAN DIPIKIRIN

Teman - temannya mami Tedra pada komplain kakau bertemu dan selalu bilang, " Netty, kok Tedranya kurusnya ya..kok gak gemuk, ada penyakitnya kali??!! Dan hal itu membuat maminya pusing juga dan memikirkan dan tentunya menyalahkan ke Tedra, kurang tidurlah, kurang makan dan lain-lain...
Tapi semua dengan tenang dijawab oleh Tedra : Mami tenang aja sih, jangan dipikirin, dede aja gak pikirin...lihat, dede kan sehat , kuat nih...! Sambil si dede mengepalkan tangannya dan dipukul - pukulkan, untuk membuktikan kalau dia memang kuat.

JANGAN DIPIKIRIN.....