Selasa, 19 Oktober 2010

DEDE YANG JELEK , KOK TUKANG CUKUR YANG DISALAHKAN?

Seringkali kita lebih tertarik untuk menyalahkan orang lain daripada sejenak berdiam diri berintrospeksi karena memang lebih gampang untuk melihat kesalahan daripada kebaikan !



Menjelang masuk sekolah , salah satu kegiatan yang banyak dilakukan adalah bercukur rambut , termasuk si kecil yang akan masuk SD . Kebetulan saya juga ingin bercukur dan biasanya saya cukup ke tukang pangkas saja karena potong rambutnya tidak pakai model-modelan , cukup dicepak! Sekalian si kecil diajak , ceritanya kompak .

Tetapi hasilnya kurang memuaskan maminya, yang ingin anaknya kelihatan ganteng. Diliputi rasa kecewa, kemudian si kecil dibawa lagi ke salon untuk dirapikan. Seperti biasanya wanita yang lekat dengan sifat bawelnya, maka maminya si kecil mengeluh di salon, “Memang tukang pangkasnya gak bisa tuh, masak, cukurannya modelnya jadi begini. Model batok, anak saya jadi jelek banget kelihatannya?!”

Mendengar maminya berkata demikian, si kecil langsung komplain,” Mami gimana sih, kok nyalahin tukang cukurnya??! Memang dedenya aja yang jelek kok dari dulu! Kasihan tahu, mi!

Mendengar perkataan si kecil dengan mimiknya yang lucu, spontan membuat orang-orang yang berada di salon serentak tertawa. Tentunya saja maminya ikut tertawa dan bercampur tidak enak hati. Ketika peristiwa ini diceritakan pada sayapun, saya tak habis untuk tertawa.

Kenyataannya , kita sebagai manusia memang lebih tertarik untuk menyalahkan orang lain daripada mencari kesalahan yang ada pada diri sendiri, seakan merasa diri sendiri yang paling benar!

Padahal kalau mau dilihat, sebenarnya si kecil tidak jelek juga, bagi saya ia adalah anak yang ganteng dan manis, karena itu saya selalu memanggilnya, anak papi yang ganteng dan lucu!



Tidak ada komentar: