Jumat, 24 September 2010

DUDUK DI MUKA ATAU DI DEPAN?

Penggunaan bahasa yang kurang tepat seringkali bisa menimbulkan kesalahapahaman. Apalagi dalam hal ini berkomunikasi dengan seorang anak yang masih kecil. Lebih indah memang bila bisa menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami mereka

hiiiiii....

Punya si kecil yang lucu dan pintar memang menyenangan, bisa diajak becanda dan bertukar pikiran. Sifat kritisnya yang kadang membuat saya yang harus mengurut dada, kadang kesulitan untuk mencari kata-kata yang pas untuk menjelaskan, kalau tidak mau dikomplain lagi kalau jawabannya tidak sesuai dengan pemikirnya.
Sekedar berbagi lelucon, boleh tertawa atau mengurut dada, terserah!!!

>> Suatu hari istri saya menyanyikan lagu _Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota / Naik delman istimewa kududuk dimuka . . .

Tiba-tiba si kecil menghentikan nyanyian mamimya untuk protes, “Mami nyanyi salah, bukan duduk dimuka, yang benar itu duduk didepan. Masak mukanya didudukin, penyok dong?! “

Diantara bingung maminya si kecil menjelaskan, “Dede, memang begitu kok lagunya yang benar! “
Dengan gesit si kecil menjawab, “Kalau begitu yang ngarang lagunya salah tulis, Mi ! “
Bicaranya saja sok pintar. Mendengar cerita ini, saya jadi ketawa bareng-bareng sama istri.

>> Saat ada acara di televisi yang berkisah tentang Telur Naga, si dede langsung menyeletuk, “Kok orang Kristen gak percaya naga itu ada ya? Itu ada telurnya! _ sambil menunjuk ke arah televisi _ . Kalau ada telurnya, berarti ada naganya dong, Pi?!
Karena si kecil sering diajak ke gereja dan ia pernah dengar ada pendeta yang mengatakan naga itu cuma khayalan.

>>Pernah juga saat membuatkan mie instan buat si kecil, bumbunya saya kurangi, dan rasanya menjadi kurang asin, langsung ia protes dengan mimik yang sedikit cemberut, “Papi kasih garamnya kurang ya? Papi mau, dede gondokan gara-gara kurang makan garam seperti tetangga kita? Kata mami kan gondokan karena kurang makan garam! “
Mendengar suaranya saya hanya bisa bengong dan menahan geli .

Informasi yang salah tentunya, bukan kurang makan garam, tetapi kekurangan yodium.

# Inilah tantangan sebagai orangtua untuk bagaimana dalam setiap kesempatan memberikan pengajaran diantara ketidaktahuannya dan untuk memberikan informasi yang benar.

Tidak ada komentar: